Analisa PT Wings Group
N
Latar
belakang
WINGS Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia.
Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah
industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar (market leader) yang mempekerjakan
ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Wings
menghasilkan produk antara lain toilet sabun, bedak dan bar deterjen,
floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh Indonesia
dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya dibangun di Jakarta
bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk memproduksi merek seperti
Emeron, Halaman Satu, Ciptadent, dan Mama. Produk mereka termasuk shampoo,
shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi, dan mencuci piring cair.
Setelah lima tahun, merek ini berhasil menangkap pangsa pasar yang signifikan
di Indonesia.
Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim deterjen dan produk pembersih lainnya dan salurandistribusi
yang didirikan di seluruh Indonesia. Beberapa dekade berikutnya melihat Wings
terus memperluas lini produkuntuk berbagai rumah tangga dan produk perawatan pribadi.
Wings juga memperluas jaringan distribusi selama periode ini, ketitik di
mana produk yang tersedia di hampir setiap kota dan desa di setiap provinsi Negara
itu, situasi yang adasampaihariini. Wings saat ini memproduksi danmenjual ratusan SKU
rumah tangga dan produk perawatan pribadi, dan baru-baru memperluas lini produknyatermasuk minuman dan mie instan.
Hari ini, Wings
diakui sebagai produsen lokal
terkemukad an distributor rumah tangga dan produk perawatan pribadi.Menjadi sebuah kelompok bisnis yang dinamis dan beragam, Wings masih didedikasikan untuk visi awal perusahaankonsumen dengan menyediakan rumahtangga dan produk perawatan pribadi kualitas tanpa kompromi.
Kemudian Wings mengembangkan sayap usahanya secara vertikal dan
horizontal, bahkan ke sektor lain seperti bahan bangunan. Dengan tetap berpijak
pada filosofi “To produce Quality and Affordibility at the Convenience of our
customers.” Sejak tahun 1948 Wings telah berproduksi meski sangat sederhana dengan
menggunakan minyak kelapa untuk memproduksi sabun cuci, dan menjual dari pintu
ke pintu. Selanjutnya WINGS menghasilkan ratusan produk pembersih rumah tangga,
dari pasta gigi dan shampo, untuk deterjen dan pembersih porselen. Bukan itu
saja mereka juga mempekerjakan ribuan orang di puluhan pabrik manufaktur dan
pusat distribusi di seluruh Indonesia. Merek utama seperti Ekonomi, SoKlin, dan
GIV dikenal sebagai produk yang sangat baik dan berkualitas.
Dengan kekuatan yang dimilikinya, WINGS mencoba berekspansi
dengan mengekspor produk ke beberapa negara di dunia, dari Nigeria sampai
Filipina. Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan hilir. Sehingga
memungkinkan bagi mereka menghasilkan secara konsisten produk-produk
berkualitas dengan biaya lebih rendah berupa harga jual yang lebih rendah
dibanding pesaingnya.
Keberhasilan Wings ini didukung oleh berbagai aspek diantaranya
karyawan yang berdedikasi tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas dan
competitive bagi pelanggan. Dan Wings sendiri yang mampu mempertahankan
kualitas sekaligus melakukan efisiensi sehingga saat krisis-pun justru
dijadikan peluang untuk meluncurkan produk seperti Daia yang dipatok dengan
harga lebih rendah dari Rinso dan Soklin. WINGS mendorong perekonomian bukan
hanya nasional tapi internasional (khususnya Asia) melalui investasi dalam
kapasitas tambahan, memperkenalkan produk-produk inovatif baru, mendorong
proyek-proyek perbaikan seluruh organisasi, serta fokus pada human resource
fokus kami HR. Sehingga pada akhirnya Wings dapat menjamin kesuksesan di
milenium baru mendatang.
Periode
sejarah Wings:
- 1948, Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings, memproduksi
sabun colek skala home industri, melalui sistem door to door.
- 1950 sabun mandi Wings mulai dipasarkan.
- 1971, membangun perusahaan sabun dan detergen, misal merek Ekonomi.
- 1980, merek Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Mendirikan PT Unggul
Indah Cahaya, produsen alkybenzene, bahan baku produk detergen, bersama
beberapa inverstor.
- 1983 mendirikan PT Multipack
- 1986 mengembangkan PT Petrocentral (intregasi vertical horizontal)
- 1989, terjun kebisnis keramik; PT Adyabuana Persada, merek Milan dan
Hercules. Dan dibidang finance; Bank Ekonomi. Aliansi dengan Lion
Corporation mendirikan PT Lionindo Jaya.
- 1990, merek Extra Aktif dan detergen merek So Klin.
- 1991, Fa Wings berganti menjadi PT Wings Surya.
- 1995, membeli plantation PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi Makmur
Kalimantan, menghasilkan oleochemical. Bersama Siam Cement bisnis gypsum dan
semen fiber melalui PT Siam-Indo Gypsum Industry (merek Elephant).
- 1998, meluncurkan Daia saat krismon.
- 2000, membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorsium
- 2001, mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital
- 2002 merambah property; Pulogadung Trade Center, bersama Djarum.
- 2003, meluncurkan Mie Sedaap
- 1948, Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings, memproduksi
sabun colek skala home industri, melalui sistem door to door.
- 1950 sabun mandi Wings mulai dipasarkan.
- 1971, membangun perusahaan sabun dan detergen, misal merek Ekonomi.
- 1980, merek Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Mendirikan PT Unggul
Indah Cahaya, produsen alkybenzene, bahan baku produk detergen, bersama
beberapa inverstor.
- 1983 mendirikan PT Multipack
- 1986 mengembangkan PT Petrocentral (intregasi vertical horizontal)
- 1989, terjun kebisnis keramik; PT Adyabuana Persada, merek Milan dan
Hercules. Dan dibidang finance; Bank Ekonomi. Aliansi dengan Lion
Corporation mendirikan PT Lionindo Jaya.
- 1990, merek Extra Aktif dan detergen merek So Klin.
- 1991, Fa Wings berganti menjadi PT Wings Surya.
- 1995, membeli plantation PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi Makmur
Kalimantan, menghasilkan oleochemical. Bersama Siam Cement bisnis gypsum dan
semen fiber melalui PT Siam-Indo Gypsum Industry (merek Elephant).
- 1998, meluncurkan Daia saat krismon.
- 2000, membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorsium
- 2001, mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital
- 2002 merambah property; Pulogadung Trade Center, bersama Djarum.
- 2003, meluncurkan Mie Sedaap
2. Visi Perusahaan
Berusaha
untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN.
Ø Sesuai dengan
pengeritiannya, Visi ialah menggambarkan akan menjadi
apa suatu organisasi di masa depan. Ia bersifat
sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan realistik,
dan ditulis dalam satu kalimat pendek.Disini PT. Wings Food memiliki Visi “Berusaha
untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN”. Dengan kalimat singkat dan sesuai
dengan cita-cita Perusahaan ini ke depannya.
3. Misi Perusahaan
Untuk
mencapai Visi perusahaan, kami menerapkan policy dalam:
- Kualitas Produk
- Effisiensi Produksi
- Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality
- Kualitas Produk
- Effisiensi Produksi
- Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality
Ø Sedangkan pada Misimenjelaskan
lingkup, maksud atau batas bisnis organisasi, yaitu kebutuhan pelanggan apa
yang akan dipenuhi oleh organisasi, siapa dan di mana; serta produk inti apa
yang dihasilkan, dengan teknologi inti dan kompetensi inti apa.
4. Tujuan Perusahaan
Tujuan
WINGS Corporation adalah memproduksi produk-produk berkualitas internasional
dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings dimulai dengan pembuatan sabun
cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini Wings berhasil menembus pasar
kompetitif pada akhir 1940-an. Segera setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah
produk baru - krim deterjen yang sangat membantu kebutuhan toileteries rumah
tangga. Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim deterjen dan
produk pembersih lainnya dan saluran distribusi yang didirikan di
seluruh Indonesia. Beberapa dekade berikutnya melihat Wings terus
memperluas lini produk untuk berbagai rumah tangga dan produk perawatan
pribadi.
5. SWOT Analisis
Kekuatan (Strengh)
Ukuran pembobotan : Ukuran Rating :
• 1 = sedikit
penting 1 = Sedikit
kuat
• 2 = Agak
penting 2 = Agak kuat
• 3 =
penting 3 = kuat
• 4 = sangat
penting 4 = Sangat kuat
Faktor Strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
1. Memiliki produk-produk
berkualitas dengan harga yang terjangkau
|
4
|
0,22
|
4
|
0,88
|
2. Memiliki anak perusahaan
yang khusus menangani pendistribusiaan produk
|
4
|
0,22
|
1
|
0,22
|
3. Produk yang tahan lama,
kualitas dan kehandalan yang terjamin
|
3
|
0,16
|
3
|
0,48
|
4. Inovasi produk yang
berkelanjutan
|
3
|
0,16
|
2
|
0,32
|
5. Memiliki daftar pelanggan
yang tetap
|
4
|
0,22
|
4
|
0,88
|
Total
|
18
|
0,98
|
14
|
2,78
|
Kelemahan (Weakness)
Ukuran pembobotan : Ukuran Rating :
• 1 = sedikit
penting 1 = Sedikit lemah
• 2 = Agak
penting 2 = Agak lemah
• 3 = penting 3 = lemah
• 4 = sangat
penting 4 = Sangat lemah
Faktor Strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
1. Tidak berpengalaman dalam pemasaran
|
3
|
0,2
|
1
|
0,2
|
2. Struktur biaya tinggi
|
2
|
0,13
|
2
|
0,26
|
3. Nama merek dan brand yang
lemah
|
3
|
0,2
|
1
|
0,2
|
4. Produk yang mirip dengan
produk kompetitor
|
4
|
0,27
|
3
|
0,81
|
5. Kesenjangan untuk sektor
tertentu
|
3
|
0,2
|
1
|
0,2
|
Total
|
15
|
1
|
8
|
1,67
|
Peluang (Opportunity)
Ukuran pembobotan : Ukuran Rating :
• 1 =
sedikitpenting 1 = Sedikitpeluang
• 2 = Agakpenting 2 = Agakpeluang
• 3 =
penting 3 = peluang
• 4 =
sangatpenting 4 = Sangatpeluang
Faktor Strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
1. Kebutuhan
akan produk akan selalu ada
|
4
|
0,25
|
2
|
0,5
|
2. Tidak ada batasan usia dalam
penggunaan produk
|
4
|
0,25
|
4
|
1
|
3. Segmen pasar yg baru dan pasar
internasional
|
3
|
0,19
|
3
|
0,57
|
4. Pengembangan produk baru
|
2
|
0,12
|
4
|
0,48
|
5. Penghapusan hambatan
perdagangan internasional
|
3
|
0,19
|
4
|
0,76
|
Total
|
16
|
1
|
17
|
3,31
|
Ancaman (Threat)
Ukuran pembobotan : Ukuran Rating :
• 1 = sedikit penting 1 = Sedikit mengancam
• 2 = Agak
penting 2 = Agak mengancam
• 3 = penting 3 = mengancam
• 4 = sangat
penting 4 = Sangat mengancam
FaktorStrategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
1. Pergeseran selera konsumen
|
3
|
0,25
|
4
|
1
|
2. Peratutan baru /
diperkenalkannya pajak tambahan
|
1
|
0,08
|
1
|
0,08
|
3. Kompetitor mengeluarkan produk
baru yang lebih inovatif
|
4
|
0,3
|
4
|
1,2
|
4. Persaingan harga dengan competitor
|
3
|
0,25
|
3
|
0,75
|
5. Munculnya produk pengganti
|
1
|
0,08
|
1
|
0,16
|
Total
|
12
|
0,96
|
13
|
3,19
|
6. Diagram Maping
SWOT
Strengh
|
Weakness
|
Opportunities
|
Threaths
|
1. SDM
|
1. Produksi
|
1. Pemasok
|
1. Serikat pekerja
|
2. Manajemen
|
2. Saluran Distribusi
|
2. Pelanggan
|
2. Tidak fokus pada 1
produk
|
3. Pemasaran
|
3. Packaging
|
3. Faktor Ekonomi
|
3. Persaingan harga
|
4. Keuangan
|
4. Promosi
|
4. Segmen pasar baru
|
4. Pendatang baru
|
5. Teknologi
|
5. Biaya Produksi
|
5. Bea masuk
|
5. Adanya produk
pengganti
|
7. Matrik SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
|
Strengths (Kekuatan)
Menciptakan
produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau
|
Weakness (Kelemahan)
Kemiripan
antara packaging produk dengan produk saingan sedikit banyak mendapat
kritikan
|
Opportunities (Peluang)
Teknologi
yang modern yang mampu menciptakan produk-produk sesuai keinginan pelanggan
|
Strategi SO
Dengan Menciptakan
produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau menjadikan
peluang bagi para pelanggan
|
Strategi WO
Meminimalkan
biaya agar meningkatkan biaya produksi produk, sehingga dapat mencukupi
peningkatan konsumsi dari produk
|
Threaths (Ancaman)
Adanya
pendatang baru yang dapat menggerus produk ini di pasaran dan membuat
pelanggan beralih.
|
Strategi ST
Memanfaatkan
efisiensi SDM untuk memasarkan produk sehingga meminimalisir lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif
|
Strategi TW
Meningkatkan
profitabilitas yang dapat meminimalisir pengeluaran biaya produksi yang
semakin besar
|
8.
Analisa Persaingan PT. Wings Group
dan PT. Unilever
4P
|
PT. Unilever
|
PT. Wings Group
|
Keterangan
|
Action Plan
|
Produk
|
Unggul
|
Kualita
pesaing lebih unggul
|
Mmefokuskan
terhadap kualitas internasional dan harga terjangkau
|
|
Price
|
Unggul
|
Harga
menyesuaikan masyakarat kelas menengah dan ke bawah
|
Low
Cost
|
|
Place
|
Unggul
|
Produk
pesaing memiliki pangsa pasar Internasional
|
Fokus
pada pasar yang menjadi target terutama pada orientasi yang
ditetapkan
|
|
Promotion
|
Unggul
|
Kepercayaan
masyarakat kepada PT. Unilever lebih
|
Melakukan
survey langsung kepada pelanggan
|
PENJELASAN :
- Produk : PT. Unilever kualitasnya jauh dibandingkan dengan Produk dari
PT. Wings, dikarenakan dari segi bahan bakunya pun berbeda kualitas dengan
produk milik pesaing
- Price : PT. Wings mengutamakan efisiensi biaya produksi sehingga
harga produk lebih murah dan menjadi kekuatan persaingan di dalam negeri
- Place : banyaknya kawaasan industri yang dimiliki oleh PT.
Unilever dibangingkan milik PT. Wings
- Promotion : memiliki banyak pengalaman terutama dalam produk toiletries,
dan produk dari PT. Unilever ini lebih dulu dikenal di mancanegara dibandingkan
di Negara kita sendiri, ini yang menjadi kekuatan pada produk-produk pesaing
Analisa Persaingan Produk PT. Unilever
dengan Produk
Pengganti
4P
|
Sabun mandi “Nuvo”
|
Pasta gigiCiptadent”
|
Keterangan
|
Action Plan
|
Produk
|
Pengganti sabun mandi merk
“Lifebouy” dan “Nuvo”
|
Pengganti pasta gigi “pepsodent”
dan “Ciptadent”
|
Kualitas produk tsb tidak kalah
dibanding produk yang ada
|
Menciptakan inovasi sbg
prod uk pengganti
|
Price
|
Lebih
murah
|
Lebih
murah
|
Sebagian orang memilih menggunakan
produk² tsb, karena harga lebih murah
|
Efisiensi biaya dan produk yang
cukup dikenal
|
Place
|
Cukup
luas
|
Cukup
Luas
|
Cukup mudah ditemui di pasar
tradisional, maupun supermarket atau minimarket
|
Meningkatkan kerjasama dgn
beberapa supermarket besar di beberapa kota
|
Promotion
|
Unggul
|
Di dalam negeri
|
Mempertahankan kualitas
|
PENJELASAN
:
- Produk : untuk saat ini produk penggati cukup
diminati oleh masyarakat, dikarenakan kualitas tidak kalah dengan produk utama.
- Price : Harga kedua produk pengganti lebih
murah dibandingkan produk utama, jadi PT. Wings perlu melakukan efisiensi biaya
lebih dibanding yang sudah ada saat ini.
- Place : Untuk wilayah pasar kedua produk pengganti
sangatlah berkompenten karena sangat kurang pesaingnya sehingga kesempatan dan
keuntungan menjadi lebih baik, mudah ditemui di sekitaran.
- Promotion : Untuk promosi ke2 produk pengganti
tersebut, masih jarang terdengar di telinga masyarakat, karena dengan
menerapkan sistem “Low Cost”, maka tidak banyak kita dapat melihat iklan di
layar televisi.
Ukuran Keberhasilan Strategi Pengembangan Pasar
dan Penetrasi Pasar
dari PT. Wings Group
Strategi & Pengembangan Pasar
|
Indikator
|
Target
|
Waktu
|
Produk
yang berbeda
|
-Menambah jumlah kuota produk
-Memiliki sertifikat BPOM, yang
menjadikan masyarakat percaya thd produk pengganti
|
Memproduksi
1.000 buah per hari nya sebagai fokus utama
|
1 hari
|
Orientasi
Pasar
|
Bekerja sama dgn beberapa supermarket
untuk meningkatkan jumlah pangsa pasar
|
Melakukan orientasi khususnya
dalam negeri untuk mencapai tujuan perusahaan
|
Tahunan
|
Oblique
Strategi
|
-Merebut pasar perusahaan lain dgn
meminimalkan biaya untuk mencapai tujuan perusahaan
-Fokus pada pelanggan
|
Mendapatkan pelanggan dengan
persaingan harga & kualitas. Karena kebanyakan masyarakat menyukai produk
berkualitas dgn harga yg terjangkau
|
Tahunan
|
Strategi
penetrasi pasar adalah suatustrategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkanpenjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha
-usahapemasaran yang lebih agresif. Secara umum penetrasi pasar dapat dibedakan
atas tiga bentuk.
- Pertama, Perusahaan dapat mencoba untuk
merangsang konsumen agar mereka meningkatkan pembelianya. Pembelian dapat
diuraikansebagai fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan dengan jumlah
pembelian yang dilakukan. Suatu perusahaan dapat mendorong konsumenya
untuk membelil lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak setiap
pembelian. Promosi harga, iklan, publisitas, dan perluasanjaringan distribusi
sangatlah membantu kegiatan ini. secara lebih mendasar, perusahaan dapat
mempertimbangkan kesempatan-kesempatanuntuk meningkatkan tingkat konsumsi yang
ada, yang merupakan dasardari tingkat pembelian yang dihadapi. Tingkat konsumsi
adalah fungsi daripenggunaan produk dikalikan dengan jumlah yang digunakan
ataudikonsumsi pada setiap kali penggunaan.
- Kedua, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya
dengan menarikatau mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang digunakan
tidakberbeda dengan yang telah diuraikan pada butir diatas. Perbedaanya
hanyapada sasaran atau target yang akan dicapai, yaitu pada konsumen
saingan,sedangkan pada butir yang diatas pada konsumen perusahaan sendiri
- Ketiga, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya
dengan menarikyang bukan pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berada
dalamlingkungan pasarnya. Sarana sebenarnya tidak berbeda dengan yangdigunakan
diatas. Perbedaanya terletak pada sasaran atau target yanghendak dicapai, yaitu
para calon konsumen dan yang bukan pemakai . (Sofyan Assauri).
Narver dan Slater (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai
budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku-perilaku
yang dapat menghasilkan suatu yang terbaik bagi pembeli serta
menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Pandangan
serupa dikemukakan Day (1988) bahwa orientasi pasar mencerminkan kompetensi
dalam memahami pelanggan. Karena itu, mempunyai peluang memberi kepuasan pada
pelanggan sama halnya dengan kemampuannya dalam mengenali gerak-gerik
pesaingnya. Perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam mengendalikan pasar
disebut sebagai market drive firm, yaitu perusahaan yang selalu
menempatkan orientasi pelanggan dan orientasi pesaing secara harmonis, sehingga
menghasilkan kinerja pemasaran yang lebih baik.
Oleh karena itu, konsep utama dalam orientasi pasar adalah
orientasi pelangan dan orientasi pesaing. Orientasi pasar merupakan suatu filosofi
dalam strategi pemasaran yang menganggap bahwa penjualan produk tidak
tergantung pada strategi penjualan tetapi lebih pada keputusan konsumen dalam
membeli produk. Oleh karena itu, membutuhkan perhatian secara tepat pada
orientasi pelangggan dan orientasi pesaing dalam rangka menyediakan kebutuhan
dan keinginan konsumen dengan memberi nilai terbaik (Lamb et al.,
2001).
Selanjutnya Craven (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai
penetapan sasaran konsumen strategis dan membangun organisasi yang berfokus
pada layanan konsumen, memberikan dasar persaingan yang berfokus ke dalam,
memberi layanan yang sesuai dengan harapan para konsumen, sehingga berhasil
memenangkan suatu persaingan.
Stanton
(1984) menyatakan pandangannya bahwa strategi pemasaran yang berorientasi pada
pasar harus mengacu pada tiga konsep:
1. Berorientasi ke konsumen.
2. Berusaha keras untuk memiliki volume penjualan
yang dapat menghasilkan laba.
3. Mengkoordinasikan semua kegiatan pemasaran.
Upaya memperhatikan para pesaing, bukan sekadar memahami saja
dan berusaha untuk mengalahkan cara mereka berbisnis, namun perusahaan harus
peduli terhadap pelanggannya dengan cara yang lebih inovatif dan memberi
sesuatu yang lebih baik dibanding pesaingnya (Kotler dan Armstrong, 2004).
Jaworski
dan Kohli (1997) mendefinisikan hakikat dari orientasi pasar dengan
merangkumnya dalam sebuah pandangan teoritis bahwa orientasi pasar adalah
sebuah filosofi manajemen pemasaran yang dibangun dengan aktivitas sebagai
berikut:
1. Intelijen pasar yang digunakan untuk
mengartikulasikan upaya-upaya dalam memahami kebutuhan konsumen;
2. Diseminasi intelijen yang di pandang sebagai
proses dan upaya menyebarkan informasi pada seluruh komponen dalam organisasi;
dan
3. Respon yang dimaknai sebagai tindakan yang
cepat dalam menindaklanjuti upaya-upaya intelijen pasar, baik mengenai
kebutuhan pelanggan maupun pesaingnya.
Orientasi pelanggan harus menyesuaikan dengan lingkungan
persaingan yang berubah dengan cepat. Ada empat cara untuk melakukan perubahan
secara bertahap seiring dengan perubahan dalam lingkungan persaingan itu
sendiri, yaitu orientasi produk, orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan
orientasi pasar (Kotler dan Armstrong, 2004).
Strategi manajemen pemasaran membedakan orientasi penjualan
dengan orientasi pasar (Lamb et al., 2001). Perusahaan yang
berorientasi penjualan akan memfokuskan perhatiannya ke dalam, di mana produk
dibuat berdasarkan pada keinginan organisasi dan laba dicapai melalui volume
penjualan yang maksimal. Sebaliknya, perusahaan yang berorientasi pasar akan
memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan dan keinginan konsumen serta laba
dicapai melalui kepuasan konsumennya.
Perusahaan
yang berhasil mengelola pelanggan dan pesaing (market drive firm)
biasanya akan berhasil mengendalikan gerak-gerik yang dilakukan pesaingnya
serta akan berhasil memenangkan dalam persaingan pasar melalui tiga
langkah berikut ini:
1. Diperkuatnya hubungan antara perusahaan dengan
pelanggannya, karena pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan pelanggan dapat
mendorong untuk menciptakan customer value.
2. Melalui sistem intelijen persaingan,
perusahaan dapat mengembangkan suatu pemahaman mengenai kekuatan dan kelemahan
para pesaingnya.
3. Menggunakan informasi mengenai pelanggan dan
pesaing untuk merancang serta mengimplementasikan strategi dengan sasaran
akhir to deliver better customer value and satisfaction.
Berpedoman pada studi orientasi pasar yang dikemukan oleh Day
(1988); Narver dan Slater (1990); Jaworski dan Kohli (1997); Zhou et
al. (2005); Stanton (1984); Craven (1994); Lamb et al. (2001);
dan Wuyts et al. (2004) dapat dijelaskan bahwa orientasi pasar
merupakan penentuan target pasar yang hendak dilayani dengan menciptakan
kepuasan pelanggan sebagai tujuannya, melakukan cara-cara yang lebih inovatif.
Orientasi pasar harus diukur berdasarkan tingkat orientasi pelanggan, orientasi
pesaing, dan tingkat koordinasi antarfungsi.
Strategi memasuki
pasar (market entry strategy) :
Bererapa cara yang
ditempuh perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dituju yaitu dengan :
1.
Membeli perusahaan lain
Factor yang harus
dipertimbangkan untuk cara ini: perusahaan yang membeli tidak banyak mengetahui
tentang pasar dari perusahaan yang dibeli, dan sangat menguntungkan untuk
memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya.
2.
Berkembang sendiri
Factor penghalang
untuk memasuki perusahaan yang berkembang sendiri yaitu : memperoleh hak paten,
skala produksi yang paling ekonomis, memperoleh saluran distribusi, menentukan
supplier yang paling menguntungkan, biaya promosi yang mahal.
3.
Kerja sama dengan perusahaan lain
Keuntungan yang
didapat antara lain : resiko ditanggung bersama-sama, masing-masing perusahaan
mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi, dapat melengkapi atau saling menutup
kekurangan yang ada.
Strategi marketing mix
Yaitu
kombinasi dari epat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system
pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system
distribusi.
1.
Produk
Keputusan
tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran secara fisik , merknya,
pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan.
2.
Harga
Factor
yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu : biaya, keuntungan,
praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
3.
Distribusi
Aspek
yang pokok berkaita dengan keputusan distribusi yaitu : system transportasi ,
system penyimpanan, pemilihan saluran distribusi.
4.
Promosi
Yang
termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personall selling, promosi
penjualan, dan publisitas.
Pembagian
pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen homogen yang berbeda dikenal sebagai
segmentasi pasar. Segmentasi pasar ini memungkinkan perusahaan untuk
menyesuaikan gabungan pemasaran untuk target pasar yang berbeda, sehingga dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Segmen pasar sebaiknya memenuhi kriteria berikut ini:
• Dapat diukur (measurable)
• Dapat diakses oleh saluran distribusi
• Memberikan respon yang berbeda terhadap marketing mix
• Bersifat stabil (tidak terlalu cepat berubah)
• Memiliki ukuran yang cukup besar supaya menguntungkan.
Segmentasi
pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu
secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar
(Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis
dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil,
segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha.
Peranan segmentasi dalam marketing :
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke
pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan
posisi kita di pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi
marketing kita selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan
memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.
Cara-cara dalam
memandang suatu pasar :
1. Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan
demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara,
kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis
kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.
2. Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat
dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar
berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle,
kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap
produk.
Hal-hal
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
·
Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi
pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi,
kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan.
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya.
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya.
·
Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini
pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
·
Segmentasi Tingkah
Laku
Segmentasi
tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap,
penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa
variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
Key Performance Indicator
Strategi Unit Bisnis
|
Key Performance Indikator
|
Ukuran
|
Base Line
|
Sasaran
|
Realita
|
Pencapaian
|
Skor Kinerja
|
||
Hasil
|
Waktu
|
Hasil
|
Waktu
|
||||||
Pengembangan Pasar
|
Diversifikasi Produk
|
Quality & Quantity
|
100Kw
|
100.000 Biji
|
1 Tahun
|
100.000 Biji
|
2 Tahun
|
100%
|
87%
|
Orientasi Pasar
|
Asia Tenggara
|
90% Supplier
|
100%
|
10 Tahun
|
100%
|
10 Tahun
|
80%
|
||
Oblique Strategi
|
Efisiensi Biaya, Teknologi tinggi
|
100%
|
100%
|
5 Tahun
|
100%
|
5 Tahun
|
80%
|
||
Penetrasi Pasar
|
Pelanggan Lama
|
High Quality
|
100%
|
Pelanggan tetap
|
25 Tahun
|
Tetap
|
25 Tahun
|
90%
|
79%
|
Pelanggan Pesaing
|
Menjalin Kerjasama
|
65%
|
Pangsa baru
|
25 Tahun
|
Pasar Baru
|
25 Tahun
|
75%
|
||
Belum menjadi pelanggan
|
Promosi Pasar
|
85%
|
Pangsa baru
|
25 Tahun
|
Pasar Baru
|
25 Tahun
|
75%
|
Pengembangan Pasar
Di industri toiletris Tanah Air, ada tiga pemain besar yang
merangsek dan menguasai pasar: Unilever, Procter & Gamble (P&G), dan
Wings. Pemain yang disebut pertama dan kedua adalah perusahaan multinasional.
Pemain ketiga adalah pemain lokal yang mampu bertengger di puncak dan
menandingi raksasa toiletris dunia. Dengan bendera PT Sayap Mas Utama, PT Wings
Surya dan PT Lioninda Jaya, puluhan produk keluaran kelompok usaha yang
bermarkas di Kota Buaya ini, sudah sangat familier di tengah masyarakat. Sebut
saja detergen Wings, Giv, Nuvo, Ciptadent, Kodomo, Mama Lemon, So Klin, Daia,
Smile Up, dan masih banyak lagi produk toiletris lainnya.
Hampir semua produk toiletris Wings menempel ketat produk
sejenis milik raksasa Unilever. Sekadar menyebut contoh: Nuvo dengan Lifebuoy,
So Klin dengan Rinso, So Klin Pewangi dengan Molto, Sunlight dengan Mama Lemon.
Di mata Handito Joewono, Chief Strategy Consultant Arrbey,
produk toiletris Wings memang terbukti memiliki posisi yang cukup kuat di
pasar. Wings cukup mampu menghadapi pemain asing seperti Unilever. “Menjadi
nomor satu atau dua,” ungkapnya.
Kedigdayaan Wings tak hanya di ranah toiletris yang mampu
membuat raksasa toiletris dunia Unilever ketar-ketir. Di industri makanan pun,
raksasa Indofood dibuat kalang kabut dengan kehadiran Mie Sedaap yang
diluncurkan Wings pada April 2003. Hanya dalam tempo setahun, Mie Sedaap
berhasil “mencuri” 12% pangsa pasar Indofood. Meski tidak ada data angka,
pertumbuhan Mie Sedaap terus melejit. Hal ini terlihat dari penambahan mesin
dan kapasitas produksi di dua pabrik Gresik dan Bekasi. Tak pelak, Indofood
yang selama ini melenggang sendirian tertohok dan secara agresif langsung
meluncurkan tiga merek tandingan: Mie Sayaaap, Sarimi dan SuperMi Sedaaap.
Selain merangsek pasar dengan Mie Sedaap, Grup Wings juga membombardir
pasar dengan produk minuman Jas-Jus dan Ale-Ale. Kedua produk ini terlihat
cukup mengkilap di pasar.
Tak hanya berjaya di bisnis toiletris dan makanan. Kelompok
usaha yang dibangun oleh duet Johanes Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto pada
1948 ini telah menggurita ke berbagai sektor. Kelapa sawit, perbankan, bahan
bangunan, kimia, dan properti pun dirambahnya. Di bisnis properti, Grup Wings
memiliki sejumlah proyek perumahan prestisius, sebut saja Raffles Hill di
Cibubur yang diambil alih dari PT Gunung Subur Sentosa karena kesulitan
likuiditas saat krismon 1998. Di Surabaya, Grup Wings membangun perumahan Nirwana
Executive, Palem Indah, dan Palem Indah Permai.
Properti ritel komersial juga dilirik. Bergandengan dengan
raksasa rokok Grup Djarum, mereka membesut Pulau Gadung Trade Center lewat
bendera PT Nagaraja Lestari. Tak hanya di proyek tersebut kolaborasi dua
raksasa itu, kabarnya di proyek Superblok Grand Indonesia Jakarta pun, Grup
Wings punya andil cukup besar. Boleh jadi kolaborasi ini dipicu karena mereka
menjalin hubungan besan. Masih di bisnis properti, Grup Wings juga mengibarkan
Apartemen Patra Maisonette di Jakarta.
Di bisnis bahan bangunan, Grup Wings mengembangkan keramik
lantai dengan merek Milan (Milan Ceramics) sejak tahun 1989. Selain memproduksi
Milan, di bawah PT Adyabuana Persada juga mengembangkan merek Hercules. Selain
itu, bergandengan dengan Siam Cement (Thailand) sejak 1997 Grup Wings masuk ke
bisnis papan gipsum dan plester gipsum. Menggunakan bendera PT Siam-Indo Gypsum
Industry, merek yang dikembangkan adalah Elephant. Masih bermitra dengan Siam
Cement, lewat PT Siam-Indo Concrete Product, Wings memproduksi bahan semen
fiber untuk pengatapan. Selain itu, Wings pun merambah bisnis genteng
keramik clay dengan merek M-Class.
Di sektor keuangan, Grup Wings masuk ke bisnis sekuritas dengan
mengakuisisi PT UOB Kay Hian Securities pada 1994. Tahun 2001, Wings kembali
mengibarkan perusahaan sekuritas dengan bendera Ekokapital Sekuritas. Di sektor
keuangan, Wings juga mengibarkan Bank Ekonomi. Tahun lalu, 98,96% saham Bank
Ekonomi dijual ke HSBC dengan nilai sekitar Rp 7 triliun.
Dengan gurita bisnis tersebut, diperkirakan total kekayaan Grup
Wings mencapai Rp 13 triliun. Dan, sejak 2006, keluarga Katuari sudah
masuk 10 besar pengusaha terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.
Menurut Handito, meski masuk ke berbagai ranah bisnis, Grup Wings masih akan
fokus pada dua bisnis utamanya: toiletris dan makanan.“Mereka memiliki komitmen
yang sangat besar dalam membesarkan kedua bisnis tersebut. Dan hasilnya cukup
terlihat, di mana Wings cukup mampu menghadapi pemain-pemain asing seperti
Unilever,” Handito menegaskan. Menurut Handito, penting
bagi Grup Wings terus memperhatikan dua pilar yang telah
melambungkan perusahaan yang berawal dari home industry menjadi
raksasa bisnis ini. Grup Wings tidak boleh kehilangan konsentrasinya dalam
mengembangkan dua pilar bisnis yang memiliki banyak
ragam jenisproduk. “Bagaimanapun Wings adalah salah satu raja
toiletris dan calon raja makanan,” ungkapnya.
Dalam pengamatannya, saat ini posisi produk makanan
Wings memang belum sebesar produk toiletrisnya. Bukan
berarti, Wings tidak mampu membesarkan usaha makanannya itu. Ia melihat
dalam lima tahun terakhir ini Wings memang terlihat berusaha membesarkan
usaha makanannya hingga mampu menjadi ancaman bagi para pesaing yang telah ada
sebelumnya. Lihat saja gebrakannya lewat Mie Sedaap yang membuat Indofood
kebakaran jenggot karena pangsa pasar Indomie tergerus.
Pangsa Pasar
Kekuatan Grup Wings di bisnis toiletris karena menguasai juga
bisnis hulunya. Wings memang sangat visioner dan mempunyai konsep
yang jelas dalam mengarap industri. Pola ekspansi Grup Wings biasanya dengan
lebih dulu menguasai industri hulu sebelum menggarap hilirnya. Nah, di industri
hulu yang menjadi kekuatannya, Grup Wings menjadi produsen alkylbenzene –
bahan baku utama detergen – terbesar di Asia Pasifik lewat PT Unggul Indah
Cahaya. Dengan kapasitas terpasang lebih dari 200 ribu metrik ton per tahun,
perusahaan ini memasok Wings dan sejumlah produsen lokal, serta melempar ke
negara ASEAN, Eropa, Amerika Serikat dan Australia.
Masih di industri hulu, Grup Wings bergandengan dengan Grup
Djarum dan Grup Lautan Luas membeli Ecogreen Oleochemical dari Grup
Salim. Ecogreen adalah produsenoleochemical terbesar di dunia
dengan kapasitas produksi lebih dari 100 ribu metrik ton per tahun. Oleochemical adalah
bahan baku industri perawatan tubuh, sabun, detergen, makanan, plastik,
farmasi, dan berbagai industri lain. Produksi Ecogreen, 95% diekspor dengan
pasar utama negara Asia (50%) seperti Jepang, Cina dan Korea; Eropa (20%); dan
AS (20%).
Penetrasi Pasar
Sejatinya, tak hanya produk Ecogreen yang diekspor. Produk
toiletris dan makanan juga mendapat respons cukup bagus di pasar mancanegara. Produk toiletris Grup Wings sampai ke pasar Afrika. Ia
mengatakan, untuk pasar global memang Grup Wings belum bisa
disejajarkan dengan pemain seperti Unilever karena masih tumbuh di pasar
negara developing dan underdeveloping. Namun,
untuk masuk ke pasar negara berkembang ini upaya Wings
dengan penetrasi produk detergennya cukup brilian karena masuk dengan
ukuran kecil, ½ kg dan 1 kg. Bandingkan dengan produsen asal AS atau
Eropa yang mengemas produk detergennya berukuran 3-5 kg.
Mantap
BalasHapusBanyak amat si
BalasHapus